Jumat, 12 Juni 2009

Realita Pertanian

Saya adalah Mahasiswa fakultas Pertanian jurusan Agriteknologi di salah satu Universitas swasta di Surabaya.

“Kenapa saya memilih fakultas Pertanian??”

Pertanyaan ini sering sekali diajukan oleh teman-teman yang ingin tau tentang alasanku masuk ke bidang pertanian sebagai disiplin ilmu yang akan terus aku pegang hingga meraih gelar sarjana.

Apakah itu pertanian?

“Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising).” (Wikipedia)
Jadi pertanian tidak hanya suatu budidaya tanaman yang dilaksankan di lahan, tetapi meliputi peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

apa yang ada di benak kalian tentang Pertanian?
Tanaman…becek…mencangkul…sawah…kumuh..buruh…?!?!
Sedangkal itukah pertanian?

Kerja kasar dan bersentuhan dengan lumpur memberi stigma negatif akan pekerjaan mulia ini yang tak boleh disandang oleh para anak bangsa yang makan bangku kuliah atau minimal SMA. Stigma bahwa bertani adalah pekerjaan yang hanya layak untuk mereka yang tak berpendidikan membuat generasi anak bangsa ini berada sejauh mungkin dari pertanian. Penderitaan dan gambaran susahnya kemakmuran menghinggapi petani secara umum telah menciptakan pola pikir di kalangan petani sendiri bahwa anak-anak mereka harus sekolah dan kuliah untuk mendapatkan kerja yang terhormat dengan bekerja di kantoran dan di kota. Pulang membawa keluarga dengan tunggangan roda empat dan sekoper uang yang siap dibagikan ke seluruh warga desa.
Apakah Seperti itu yang ada di benak kalian?

Jujur sampai saat ini saya tidak pernah diajarkan cara mencangkul!!
Buat apa saya kuliah jauh-jauh kalo hanya mencangkul..
Di sini kita diajarkan tentang bertani dengan cara modern dan bukan pertanian konvensional seperti yang ada di benak mereka. Disini kita mempelajari tentang bagaimana meningkatkan kualitas dan kuantitas suatu produk. Kita bermain dengan bioteknologi dan menciptakan tanaman Transgenik, kita berusaha menyelamatkan produksi para petani dari Hama dan penyakit menggunakan Agensia Hayati, mengutak-atik Mikro Organisme, konservasi hutan dan tanah, menjaga kesehatan konsumen dengan produk-produk organik, dan masih banyak lagi.
Hampir 70% kegiatan praktikum diselenggarakan di Laboratorium, bukan di Sawah!

Apakah ini yang dikatakan kebanyakan orang sebagai pekerjaan yang tidak layak?

jangan coba-coba makan dengan tenang karena apa yang kita makan telah merenggut banyak pengorbanan,kesengsaraan, dan air mata para petani kita!!

Fakta yang menyedihkan selanjutnya Turunnya minat pelajar sma masuk ke fakultas pertanian! Mau dibawa kemana Negara ini? Terlalu fanatiknya kepada hal-hal yang temporer, kepada suatu profesi tertentu yang bahkan terkadang menggangap profesi itu ialah DEWA. Miris, sedih, karena fakta tersebut.
Realita yang terjadi adalah pada tahun 2000 keatas setelah jaman orde baru, peminat Jurusan pertanian sangat menurun drastis. Target kuota tidak terpenuhi hampir di seluruh Universitas. Ini dikarenakan majunya sektor Industri dan pembangunan infrastruktur kota yang pesat sehingga banyak urbanisasi yang semakin menyesakkan kota. Desa kehilangan tenaga kerja, bahkan anak petani pun sudah tidak ingin terjun ke sawah.

Sungguh ironis sekali kehidupan para petani di Indonesia, semua orang tidak ingat siapa yang menyelamatkan Indonesia saat guncangan krisis ekonomi tahun 1997-1998, bukan mahasiswa, bukan pula pemerintah, lalu siapa??
Petani lah yang menyelamatkan Indonesia, karena sektor pertanian adalah landasan fundamental yang harus dimiliki suatu Negara agar memiliki kestabilan ekonomi. Tanpa ketahanan pangan, kita sekarang tidak akan bisa menikmati kebebasan yang telah direnggut pada masa orde baru. Sedikit banyak kita harus berterima kasih kepada Bpk. Soeharto yang telah membangun sektor pertanian dengan sangat kuat.

Pada pidato Bung Karno Tanggal 27 April 1952 dalam peletakan batu pertama pendirian Sekolah Tinggi Pertanian – sekarang Institut Pertanian Bogor (IPB), Soekarno telah mengingatkan bahwa mati-hidupnya bangsa kita dikemudian hari sangat ditentukan oleh persediaan makanan rakyat!

Tetapi apa yang terjadi sekarang. Pemerintah telah melupakan jasa petani dan lebih mengutamakan sektor Industri. Pertanian sebagai salah satu hajat hidup orang banyak, mau tak mau membutuhkan penanganan serius dari pemerintah seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang Dasar republik ini. Jatuh bangunnya pertanian tak lepas dari seberapa peduli para pengambil kebijakan memikirkan petani. Kebijakan yang berorientasi jangka pendek dan solusi instan atas permasalahan perut rakyat terbukti tak membuat perbaikan dunia pertanian.

Lalu siapa yang bertanggung jawab dengan kehidupan para petani dan menjaga kelestarian lingkungan kalau bukan kita sebagai Generasi Muda..
Marilah kita membuat perubahan yang mengarah pada kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi Bangsa dan tanah air kita!

Minggu, 07 Juni 2009

Alhamdulillah....

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat serta hidayahnya saya dapat membuat blog ini. Semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi anda-anda sekalian.
InsyaAllah saya akan menampilkan artikel-artikel yang dapat membantu anda dalam menyelesaikan suatu masalah dan belajar tentang hal-hal baru dari blog saya.