Senin, 24 Mei 2010

PEMBIBITAN Avicenia marina

hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain: pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain: penghasil keperluan rumah tangga dan penghasil keperluan industri. Sebagian manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya dengan mengintervensi ekosistem mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya alih fungsi lahan (mangrove) menjadi tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya maupun penebangan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Dampak ekologis akibat berkurang dan rusaknya ekosistem mangrove adalah hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove, yang dalam jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir umumnya.

Pohon Api-api (Avicennia marina) memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi. Jenis Mangrove yang mendominasi Perairan Timur Pantai Surabaya ini memiliki sistem penanggulangan materi toksik lain diantaranya dengan melemahkan efek racun melalui pengenceran (dilusi), yaitu dengan menyimpan banyak air untuk mengencerkan konsentrasi logam berat dalam jaringan tubuhnya sehingga mengurangi toksisitas logam tersebut. Jenis Ini Dapat dikembangan sebagai benteng terakhir pengendalian Pencemaran Logam Berat di Wilayah Pesisir.

Mangrove jenis Avicenia marina merupakan tanaman yang memiliki berbagai kendala dalam pembibitannya. Kendala umum yang biasa dihadapi ialah (1) letak lokasi pembibitan, (2) hama, dan (3) isyu monokultur. Perrmasalahan pertama ialah letak lokasi yang membutuhkan pembuatan bedeng-bedeng persemaian dengan menggunakan naungan dari ijuk. Perlakuan ini membutuhkan dana dan tenaga yang tidak sedikit, tetapi para breeder Avicenia marina dapat mengakalinya dengan menggunakan poli bag dan ditaruh di bawah pohon induk mangrove yang rindang, presentase penutupannya ideal berkisar antara 50% - 75%. Masalah kedua ialah hama ulat mangrove dan scale insect yang menyebabkan daun-daun mangrove berlubang, layu dan jatuh ke tanah. Untuk pengendaliannya digunakan pestisida dengan dosis tertentu dan bisa juga dengan cara mekanik yaitu mematikan ulat atau serangga tersebut secara manual. Ulat tersebut setiap tahun siklus serangan ulat ini pasti terjadi dan menyerang bibit-bibit mangrove muda berusia tiga bulan sampai dengan satu tahun. Serangannya hanya terjadi beberapa waktu saja, tidak terlalu menyebabkan kematian mangrove secara missal. Kendala ketiga yaitu isyu monokultur yang ditentang oleh banyak aktivis mangrove di Indonesia dan dunia. Pada program-program rehabilitasi mangrove seringkali hanya digunakan satu jenis mangrove saja dan itu tidak baik bagi ekosistem yang ada di daerah tersebut, oleh karena itu perlu ditambahkan beberapa jenis mangrove lagi untuk menyeimbangkan ekosistem.

Teknik pembibitan Avicenia marina

1. Untuk pembibitan, dibutuhkan buah yang telah matang, biasanya dicirikan dengan warna kekuningan dan apabila dipegang kulit buahnya, mudah terkelupas. Usahakan untuk memilih buah yang sudah jatuh ke tanah.
2. Selanjutnya, buah dikumpulkan dan direndam dalam sebuah ember, dengan menggunakan air tawar, selama 1 X 24 jam.
3. Setelah itu, buah disemaikan ke tanah lapang bersubstrat pasir berlumpur, yang tidak terkena pasang surut.
4. Buah disemaikan/ditanam langsung, tanpa naungan, namun sebaiknya ditempatkan di tempat yang sejuk dan disiram secara manual dengan menggunakan air tawar, dua kali sehari pagi dan sore.
5. Setelah tiga sampai dengan empat bulan, buah yang sudah berakar dipindah ke dalam polibag di dalam bedeng persemaian dengan naungan, menggunakan media pasir berlumpur.
6. Usahakan agar bedeng persemaian terkena pasang surut supaya buah bisa tumbuh secara maksimal.
7. Setelah tiga bulan selanjutnya, buah yang telah menjadi bibit dengan beberapa pasang daun, telah siap untuk ditanam di lapangan, dengan cara melepas polibagnya.
8. Satu bulan sebelum ditanam ke lokasi penanaman, bukalah naungan di bedeng persemaian untuk memberikan kesempatan kepada Avicenia marina, agar bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
9. Cara penanaman bibit Avicennia spp adalah sama layaknya Rhizophora spp yaitu dengan cara menanamnya sepertiga bagian tinggi bibit, dan mengikatnya ke ajir dengan menggunakan tali rafia.
10. Tanamlah Avicenia marina di lokasi penanaman yang memiliki susbtrat pasir berlumpur. Bisa ditanam bersama dengan Rhizophora. Avicennia ini, juga sangat cocok apabila ditanam di tanggul-tanggul tambak.

Analisis usaha tani

1. Sarana Produksi
a. Benih didapatkan dari hutan mangrove
b. Polibag 15 kg, @ Rp 7.500,- Rp 112.500,-
c. Ember 4 buah @ Rp 10.000,- Rp 40.000,-
d. Bambu 10 batang @ Rp 3.000,- Rp 30.000,-
e. Pestisida 5 liter, @ Rp 60.000,- Rp 350.000,-
Sub total Rp 532.500,-

2. Biaya Tenaga Kerja
a. pengambilan bibit, @ Rp 50.000,- Rp 50.000,-
b. Pengolahan tanah @ Rp 50.000,- Rp 50.000,-
Subtotal Rp 100.000,-


3. Biaya lain-lain Rp 200.000,-

Biaya Total Rp 832.500,-


Daftar Pustaka

- http://kesematindonesia.wordpress.com/2008/04/08/cara-membibitkan-avicennia/
- http://hendrasurianta.wordpress.com/2010/03/31/ekosistem-mangrove/
- http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?id=1300
- http://kesemat.ning.com/profiles/blogs/beberapa-permasalahan